Selasa, 24 Februari 2015

Salah Musim

(Salah Musim) Namun, sisa-sisa hujan nampak seperti bagian hidup yang tersia, menunggu panas agar ia tak kembali terinjak kaki-kaki angkuh, menunggu mentari agar ia tau rasa bukan hanya hambar karena terbuang

Mengapa harus terjatuh pada tempat yang tak sepantasnya untukku?ditengah-tengah busuknya partikel yang tak ada satupun dapat mengenalinya.

mengapa harus aku? Bolehkah segalanya diulang kembali? bisakah? Kumohon? Ingatkah kau saat aku bercerita tentang seorang gadis yang terjebak akan masalalunya? Tidakkah kau ingin membantu, ulurkan tanganmu sedikit.

Kau hanya tertawa puas atas kegagalanku, bercerita pada khalayak kau bertahta atas aku dan mereka ikut menyumbang senyum bangga atasmu, bukankah itu yang kau mau?

hujan selalu datang dengan komposisi yang sama. Setengah tentang kerinduan yang membuncah tak bertuan dan Setengah tentang kutukan yang tak henti terucap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar